KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA


PENDAHULUAN
Setiap negara telah memasuki awal era globalisasi, sebuah era tanpa batas dan penuh kebebasan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk berusaha tanpa membedakan ras, suku, agama, dan status sosial dari orang-orang tersebut. Era globalisasi ibarat sebuah seleksi alam, di mana hanya orang-orang yang kuat dan mampu beradaptasi saja yang tetap bisa bertahan dan keluar menjadi pemenangnya. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang turut merasakan dampak globalisasi ini, bukan hanya dalam bidang ekonomi saja, tapi juga dalam bidang industri, sosial, budaya, dan pendidikan. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan agar negara bisa tetap bertahan dalam derasnya arus globalisasi, akan tetapi semua kebijakan itu tidak akan berpengaruh banyak jika kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di negara kita masih sangat rendah. Oleh karena itu langkah pertama yang paling mendasar yang harus dilakukan baik itu oleh pemerintah maupun oleh semua elemen masyarakat di negara kita ialah memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, yang salah satu caranya ialah melalui bidang industri.
Berdasarkan dimensi lain tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), yakni suatu survey tahunan yang dilakukan oleh United Nations for Development Programs (UNDP) tentang Indeks Pembangunan Manusia Indonesia yang digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup dan juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya. Hasilnya didapatkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia semakin menurun dalam dua tahun terakhir. Jika pada tahun 2007 berada di peringkat 107 dari 177 negara, pada 2009 menurun menjadi peringkat ke-111. Angka ini jauh di bawah Negara negara ASEAN yang lain (online, 2011). Keadaan ini dapat diasumsikan bahwa secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) belum memiliki kualitas ideal sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pemenuhan respon terhadap perubahan tersebut terutama dalam hal pengembangan karirnya.
PEMBAHASAN
Kebijakan dalam pengembangan indeks pembangunan manusia di Indonesia dalam indonesian human development report(2004:18) menjelaskan bahwa perkembangan pembangunan manusia selama ini sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi dari awal 1970-an sampai akhir 1990-an. Pertumbuhan tersebut memungkinkan manusia untuk mengalokasikan pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan. Sementara pengeluaran pemerintah untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan relatif sedikit. Serta kebutuhan dalam meningkatkan alokasi pengeluaran pemerintah untuk bidang sosial menjadi semakin terasa, ketika indonesia mengalami krisis ekonomi.
Krisis tersebut bukan hanya menyebabkan merosotnya pencapaian pembangunan manusia tetapi juga membawa pengaruh buruk pada tingkat kemiskinan. Sementara itu, selain pertumbuhan ekonomi, pembangunan manusia sangatlah penting dalam upaya mengurangi kemiskinan. Maka pengeluaran pemerintah dalam bidang pendidikan dan kesehatan sangatlah penting.
Kebijakan dalam pengembangan indeks pembangunan manusia di Indonesia yaitu pengembangan karir. Dimana, Pengembangan karir merupakan bagian dari perkembangan individu yang akan mempengaruhi proses kehidupan, maka perkembangannya pun tidak terlepas dari aspek-aspek dan tugas perkembangan.
Pada dasarnya karir merupakan suatu hal yang penting karena dapat memperkuat dan meningkatkan identitas dan status individu, serta meningkatkan harga diri karir, dan juga merupakan rangkaian pengalaman peran yang apabila diurut dengan tepat menuju pada tingkat tanggung jawab, status, kekuasaan dan ganjaran, namun untuk mencapai tingkat karir tertentu bukanlah suatu hal yang sederhana. Pengembangan karir seringkali tidak diterima secara positif oleh pekerja. Hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu faktor kepribadian.
Proses pengembangan karir merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan bisnis. Pengembangan karir akan membuat perusahaan dan pekerjanya dapat mencapai suatu kesepakatan mengenai kompetensi, pelatihan, dan pengembangan serta jenjang dan jalur karir yang sesuai untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan maupun tujuan pribadi pegawai dalam bentuk kemitraan (Hardiningtyas, 2004). Pengembangan karir yang efektif akan menghasilkan suatu lingkungan yang saling mempercayai, pemberdayaan yang efektif dan komitmen terhadap visi, misi, serta tujuan strategis.
Salah satu proses Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang penting di sebuah perusahaan adalah proses pengembangan karir. Proses pengembangan karir sangat penting dalam menunjang kesuksesan bisnis. Pengembangan karir akan membuat perusahaan dan pegawai dapat mencapai suatu kesepakatan mengenai kompetensi, pelatihan, dan pengembangan serta jenjang dan jalur karir yang sesuai untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan maupun tujuan pribadi pegawai dalam bentuk kemitraan. Pengembangan karir yang efektif akan menghasilkan suatu lingkungan yang saling mempercayai, pemberdayaan yang efektif dan komitmen terhadap visi, misi, serta tujuan strategis (Hardiningtyas, 2004). Pengembangan karir yang efektif memberikan bantuan yang besar kepada pekerja dalam mendiagnosa sendiri minat, sikap, dan kemampuan. Pengembangan karir juga memberikan informasi yang lengkap mengenai kesempatan-kesempatan karir dalam organisasi.
Biasanya, usaha pengembangan karir ditargetkan oleh manajemen untuk mempromosikan pekerja dan mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi pekerjaan yang lebih bermakna di masa yang akan datang. Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri pekerja, sehingga mampu memotivasi kerjanya. Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja, menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal.
Pada kenyataannya, sekarang banyak perusahaan yang kurang memperhatikan aspek tipe kepribadian dalam penerimaan atau seleksi calon pekerja sebagai salah satu komponen persyaratan masuk menjadi pekerja sehingga hal ini dapat menyebabkan rendahnya motivasi pengembangan karir pekerja dan turunnya produktivitas perusahaan. Berdasarkan fenomena tersebut, penting sekali untuk diperhatikan oleh para manajer personalia agar dapat menempatkan pekerja ke dalam jabatan yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya sehingga dapat meningkatkan motivasi pengembangan karir pada semua pekerja.
Scrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace Layouts
zwani.com myspace graphic comments